Rabu, 03 April 2013

Sebuah Refleksi Dalam Proses Pengembangan Diri



Disore hari nan cerah,,, disaat sedang membuka file-file lama. Saya menemukan beberapa file mengenai pelatihan yang pernah saya pegang. Tulisan Refleksi berikut ini masih tersimpan rapi dalam satu folder pelatihan bersama salah satu perusahaan tambang. Hal yang paling di ingat saat membaca tulisan ini adalah si penulis (Emil) yang membaca dengan raut wajah yang datar, tegas dan dialek Bugis karena Ia berasal dari Makassar. Tulisan ini dibuat setelah semalaman melewati proses Solo Camp di tengah-tengah tegakan pohon dalam kesendirian. Pelatihan 5 hari yang dilalui sepertinya memberikan bekas mendalam bagi pengembangna diri penulis. Berikut tulisan refleksinya...

Aku melihat pergelangan tangan kananku, kulihat warna hitam dan putih. Persis seperti hiidup yang kadang naik dan kadang turun. Senang ketika dikenakan geang putih, dan kecewa ketika gelang hitam berdampingan menenmaninya. Sekarang ini yang penting adalah bagaimana aku menyikapinya, sikap bisa mengubah semuanya.
Bekerja di Jakarta adalah hal yang aku hindari. Hiking adalah sesuatu yang aku benci, membuatku gelisah karena harus keluar dari zona nyamanku. Namun hari ini semuanya telah aku kerjakan, dan ternyata tidak seburuk itu. Mungkin ini adalah sebuah kekanak-kanakan versi dewasa, tidak beda jauh dengan anak kecil yang takut ke dokter gigi.
Di balik kesuksesan seorang pria, terdapat seorang wanita di belakangnya, dan wanitaku adalah ibuku yang kupanggil mama. Mama bukanlah tipe ibu yang akan memeluk anaknya dengan erat dan hangat dan berkata “semuanya akan baik-baik saja nak”, tapi mama adalah ibu yang selalu mendorong anaknya dengan sedikit keras untuk menjadi lebih baik. Mama selalu berusaha menaikkan standar perilakuku entah dengan nasihat-nasihatnya atau dengan teguran kerasnya.
Hari ini aku berkomitmen untuk menjadi lebih baik. Aku bosan dengan standar medioker. Aku ingin berada di puncak agar bisa melihat pemandangan yang lebih indah. Kemenangan selalu terasa menyenangkan dan selalu memberi hadiah. Hadiah itu berupa piala, gaji yang tinggi, istri yang cantik, ataupun makan nasi kotak isi ayam, bukan tempe. Tapi yang paling penting bukan hadiahnya, tapi perasaan senang karena mengetahui usaha kita akhirnya membuahkan hasil. Aku ingin merasakan itu lagi, lagi, lagi, karena itu adalah kepuasan pribadiku. Terima kasih Allah, terima kasih Ibu, terima kasih semuanya.
Jatiluhur, 30 Des 2011

Emil Arya  




Selamat Berjuang Emil,, Kami menunggu kabar sukses dari mu.

Selasa, 05 Maret 2013

APAKAH OUTBOUND METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN?


Apa sich Outbound itu? Jika kita cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka tidak akan ketemu arti secara harfiah. Ada juga yang coba mengelaborasi bahwa Outbound adalah “Out” = “keluar”, “Bound” = “Boundaries” (batas). Elaborasi ini hanya kreatifitas para pelaku Outbound yang belum mengetahui sejarah Outbound. Dalam dunia traveling, Outbound artinya membawa wisatawan dari dalam negeri keluar negeri, sedangkan Inbound adalah wisatawan luar negeri yang datang ke dalam negeri. Bagi orang telemarketing (berdasarkan pengalaman penulis karena pernah pegang pelatihan dengan peserta telemarketing) Outbound adalah pesan (promo) yang ingin disampaikan ke kostumer mengenai suatu produk dan Inbound adalah pesan/telpon yang masuk (bisa jadi pertanyaan atau komplain) dari kostumer mengenai produk yang dibeli kostumer.
Jadi, apa sebenarnya Outbound itu? Para praktisi pelatihan dengan metode Experiential Learning di Indonesia yang tergabung dalam AELI (Asosiasi Experiential Learning Indonesia), menduga bahwa Outbound adalah pergeseran kata yang berasal dari Outward Bound®. Outward Bound® adalah sebuah lembaga pendidikan yang telah berdiri sejak tahun 1941 oleh Kurt Hahn (1886). Pertama kali didirikan di Aberdovey, Wales. Outward Bound® Masuk ke Indonesia awal tahun 1990 dibawa oleh Djoko Kusumowidagdo dengan basecamp pelatihan di Jatiluhur – Purwakarta – Jawa Barat. Fokus pelatihan yang diusung Outward Bound® lebih pada pengembangan karakter siswa daripada sekedar pencapaian nilai-nilai akademik.
Outward Bound® sendiri merupakan institusi pendidikan pengembangan pribadi yang menggunakan tantangan alam sebagai medianya. Landasan Filosofis pendidikan Outward Bound ini adalah Experiential Learning (pembelajaran berbasis pengalaman). Menurut Kurt Hahn tujuan yang ingin ia terapkan dalam pelatihan Outward Bound® adalah : “Dengan mengalami keberhasilan terhadap suatu peristiwa (petualangan) yang mendasar, seseorang dapat belajar secara lebih baik untuk menghormati dirinya sendiri; dari rasa penghormatan diri dapat mengalir rasa kepedulian terhadap orang lain; dari rasa kepedulian ini  muncul komitmen untuk melayani sesama; di dalam pelayanan yang tulus yang dilakukan setiap hari (selama pelatihan) bagi kepentingan sesama bisa melandasi arah tujuan hidup yang lebih jelas”. Kenapa Kurt Hahn memilih media alam terbuka & petualangan, ialah karena petualangan di alam terbuka syarat akan membangun pengalaman yang lekat dan tidak terlupakan dalam diri peserta dengan sebab – akibat (konsekuensi) yang nyata.
Bagaimana jika tidak dengan media petualangan? Apakah pengembangan diri ini dapat dicapai? Bisa! Prinsipnya adalah media yang digunakan dapat memberikan pengalaman yang syarat pembelajaran bagi peserta? Selain pengalaman melalui petualangan, pengalaman dengan aktifitas teater, simulasi permainan dan atau sekolah lapang pun dapat menjadi media belajar berbasis pengalaman yang efektif. Selain pengalaman, salah satu elemen terpenting dalam pelaksanaan metode belajar berbasis pengalaman adalah peran dari Guru/ Fasilitator untuk dapat mengarahkan pengalaman tersebut menjadi sebuah pembelajaran. Inilah yang dinamakan belajar berbasis pengalaman (experiential learning).
Dalam menjalankan pelatihan, Outward Bound® juga menggunakan media permainan yang bertujuan untuk mencairkan suasana, permainan pemecahan masalah & membangun kepercayaan, permainan tantangan ketinggian (High Ropes) yang biasa dikenal Flying Fox. Permainan ini unik, menantang, seru & mudah untuk ditiru. Disinyalir karena mudahnya adopsi permainan ini maka menjamurlah kegiatan tantangan seperti halnya yang dilakukan Outward Bound®. Menjamurnya permainan/ tantangan ini lebih dikenal Outbound oleh masyarakat umum. Salah satu permainan yang paling dikenal adalah Flying Fox. Bahkan ketika seseorang telah bermain Flying Fox, ia mengatakan bahwa ia telah melakukan pelatihan pengembangan diri yang bernama Outbound.
Dalam perkembangan Outbound di Indonesia terbagi menjadi 2 aliran yaitu lembaga yang mengedepankan unsur pengembangan diri dengan metode belajar berbasis pengalaman dan ada yang mengedepankan unsur wisata/fun. Lembaga yang mengedepankan unsur pengembangan diri & memahami sejarah Outward Bound® hampir semuanya tidak menggunakan embel-embel Outbound. Sedangkan lembaga yang mengedepankan unsur wisata/fun hampir semuanya menggunakan istilah Outbound. Dalam perkembangannya, Outbound wisata/ fun ini jauh lebih pesat berkembang dan di adopsi oleh pelaku pariwisata. Jika Villa, Hotel, dan Bumi Perkemahan menyediakan fasilitas permainan tantangan ini (biasa diberi nama fasilitas Outbound) maka cukup berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan & otomatis omzet meningkat.
Dari fenomena pariwisata ini, untuk mengantisipasi angka kecelakaan dari permainan Outbound, Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif mengakomodir standarisasi bagi pelaku Outbound. Alhamdulillah, AELI berhasil membantu meluruskan pandangan tim penyusun standarisasi dari Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif bahwa Outbound yang mereka maksud sebenarnya lahir dari rahim pendidikan dengan tujuan pengembangan diri yang menggunakan metode belajar berbasis pengalaman (Experiential Learning). Kesepakatan dari Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ini tidak menggunakan istilah Fasilitator Outbound tetapi “Fasilitator Experiential Learning disingkat FASEL”. Hasil SKKNI ini membagi 3 kategori untuk kegiatan Experiential Learning yaitu Rekreasi, Pengembangan Diri & Teurapetic.
Jadi disini jelas pembedaan antara Outbound dengan metode belajar berbasis pengalaman. Outbound lebih pada pemberian nama yang salah kaprah mengenai sebuah kegiatan. Untuk mempermudah dalam penyamaan persepsi dalam berkomunikasi maka dengan cepat orang umum memberinya nama Outbound. Tidak semua lembaga Outbound atau lembaga pelatihan berfokus untuk menerapkan metode belajar berbasis pengalaman.

Selasa, 19 Februari 2013

PESONA WISATA PANTAI KAUR


Kaur adalah kabupaten dari propinsi bengkulu yang berbatasan langsung dengan propinsi lampung. Sejak tahun 2003 menjadi kabupaten pemekaran dari Bengkulu Selatan. Akses menuju Kabupaten Kaur melewati jalur darat sejauh 230km kira-kira 4 - 5 jam dari Bengkulu.  Kaur masih memiliki hutan hujan tropis yang terjaga dan juga persawahan yang juga masih banyak. Di Kabupaten Kaur ini terdapat Gunung Patah 2.817 Mdpl yang dikelilingi perbukitan. Salah satu bukit terkenal adalah Raje Mendare yang dipercaya mitos lokal salah satu tempat peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Sehingga ada mitos/isue yang menyatakan bahwa masih terdapat peninggalan kerajaan Sriwijaya. Potensi objek wisata yang lain adalah sungai yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai wisata arung jeram salah satunya sungai Padang Guci & sungai Muara Sahung. Mendekati ke Propinsi Lampung, terbentak jajaran perbukitan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Secara budaya, Kaur memiliki bahasa daerah yang beragam meski dalam satu teritori kabupaten. Banyak hal yang dapat dieksplorasi di Kabupaten Kaur ini. Berikut BOB akan menyajikan informasi mengenai objek wisata pantai di Kabupaten Kaur.

Pantai Hili Sore Hari

Pantai Hili Berbatu

Pantai Hili
Berbeda dengan pantai lainnya yang berpasir, Pantai Hili terdapat di kecamatan Semidang Gumay dipenuhi oleh batu kali yang berbentuk bulat/lonjong sehingga enak untuk di ijak. Di tapak kaki tidak terasa sakit. Duduk untuk sekedar istirahat, makan siang atau melepas penat dipantai ini sangat nyaman karena teduh & anginnya yang menyejukkan. Pantai ini terlihat dari pinggir jalan.

Mandi Pantai Sekunyit
Pantai Sekunyit
Pantai Sekunyit
Sebelum masuk ke alun-alun Kaur, kita akan melewati Desa Sekunyit. Disini terdapat Pantai Sekunyit yang indah untuk menyaksikan matahari tenggelam. Bentuk garis pantai yang melengkung sehingga seperti teluk ini memberikan pemandangan keindahan tersendiri untuk duduk santai atau mandi di pantai ini sambil menyaksikan sunset. Pantai ini masuk 200 m kedalam Desa Sekunyit.

Dam Pantai Harapan nan bersih
Siluet Pantai Harapan
Pantai Harapan
Duduk di atas Dam penahan ombak yang bersih ini, sungguh-sungguh luar biasa lega menyaksikan keluasan pemandangan laut & garis horizon laut ini. Dam yang lebar ini dapat dimanfaatkan untuk pesta tepi laut. Bahkan menikmati pemandangan pantai ini dapat membawa gelombang otak kita ke level alfa/teta. Ditemani warung makan yang berjualan rapi di tepi Dam penahan ombak ini menjadi teman tepat bagi  para pengunjung, salah satunya adalah Tongseng Sido Mampir. Menurut salah satu pedagang disini, area ini aman dan tidak pernah ada pemuda-pemuda lokal yang nongkrong sambil minum minuman keras.

Kombinasi Pasir & Jernihnya laut Linau
Pohon Rindah Pantai Linau

Pantai Linau
Tidak kalah menarik dari pantai yang lain meski hanya berjarak 500m dengan Pantai Harapan adalah Pantai Linau yang terdapat dermaga. Dermaga ini biasa dimanfaatkan untuk memancing. Warna air laut yang biru kehijauan sungguh menjadi pemandangan indah dipantai ini. Tepian pantai linau banyak terdapat pedang ikan segar. Gurita kering & basah menjadi komoditi utama selain ikan segar. Harga ikan yang terjangkau ini nikmat jika dibakar ditepi pantai untuk menjadi paramai suasana kumpul bersama. Pantai Linau ini sangat terasa sensasi tradisional karena banyak perahu  nelayan yang mengapung (parkir) ditepi laut linau ini. Tidak jauh dari lokasi pantai terdapat juga situs benteng peninggalan Inggris yang dikenal dengan benteng Linau.

Bocah & Batu Jung
Mengejar Kepiting





Pantai Way Hawang
Satu hal yang sangat unik dari pantai way hawang adalah batu jung yang berada kurang lebih 200meter dari pantai. Ditepi pantai ini ada beberapa bangunan selter permanen yang bersih. Tetapi jika kita mendekati tepi lautan ini, pemandangan pantai yang juga luas, kesan alami pantai sungguh serasi sekali. Pantai yang cukup luas dan berpasir menjadi bahan bermain candi/patung pasir yang seru. Pantai ini dibelah oleh muara sungai. Seberang muara sungai banyak terdapat tanaman pandan pohon yang besar dan rindang untuk dijadikan tempat berteduh. Pagi hari jam 09.00 – 10.00 biasanya para nelayan menepi, dari sini kita bisa beli ikan segar dari mereka. Cukup kita bawa nasi & sambal maka nikmat ikan segar ini bisa langsung kita rasakan dengan suasana alami pantai.

Hutan Laguna 
Menangkap Jingga Laguna
Pasir & Indahnya laut Laguna
Pantai Laguna
Pantai laguna adalah pantai terakhir jajaran pantai kaur yang wajib dikunjungi. Saat kita memasuki area ini maka kita disambut dengan adanya hutan  yang dinaungi tegakan pohon, lantai hutan yang alami dengan serasah daun pohon yang kering, sungguh-sungguh kombinasi yang tepat untuk dijadikan referensi kunjungan terakhir dan tempat bermalam dengan akomodasi camp tenda. Energi ketenangan alami ini menjadi sangat kontras ketika sore hari beberapa gerombolan monyet bermain di pohon & lantai tegakan pohon. Monyet ini tidak mengganggu tetapi keberadaannya menciptakan sensasi berada di lokasi tenang, terisolir nan menawan layaknya sebuah tempat sunyi tetapi terjaga apik. Luas area tegakan pohon ini mencapai kira-kira 2 Ha. Fasilitas yang tersedia disini ada pondok kecil, pondok besar, aula, musholah, toilet dan warung manisan.
Saat kita mendekat ke pantai, pesona air laut yang biru kehijauan sungguh mendamaikan hati berada di tempat ini. Pasir pantai ini didominasi pecahan karang dan pasir kasar. Mandi di pantai ini dan sambil menikmati kuliner ikan bakar hingga gelap hari menjadi agenda tepat untuk membangun keakraban dalam kebersamaan.  Konon kabarnya, dipantai ini terdapat telaga yang dulunya airnya merah karena terdapat batu merah delia. Akan tetapi kira-kira pada tahun 1970-an, ada seorang turis yang mengaku peneliti telah mengambil batu merah delima tersebut. Sehingga air telaga itu tidak merah lagi. Telaga ini menjadi habitat para monyet & beragam burung.

Demikianlah sederet pantai wisata di Kabupaten Kaur. Potensi kuliner laut segar banyak ditawari di sepanjang pantai ini, misalnya ikan segar, gurita kering & segar, lobster, selain itu ada juga karang hias untuk souvenir. Karena masih sedikitnya pengunjung ke pantai-pantai ini, lingkungan pantai ini masih cukup terjaga kebersihannya, adapun sampah adalah kotoran alami seperti daun, kayu-kayu kering, kelapa. Masyarakat sekitar pesisir ini juga ramah & terbuka dengan kedatangan tamu karena sudha banyak pendatang menetap di wilayah ini. Dari semua pantai diatas, sensasi alami & energi ketenangan yang luar biasa dapat dirasakan di pantai-pantai tersebut. Selamat mengunjungi pantai ini dan jangan ragu untuk meminta bantuan BOB untuk memandu wisata dipantai ini. Dengan keramahan & bahagia kami tunggu kabar baik untuk berwisata dari anda.